December

Bidadari Island's Sunrise

Desember, ini kesekian kalinya aku bertemu denganmu. Tidak, kali ini tidak dengan senyum sumringah aku menyambutmu. Aku hanya sekedar mampir dan ingin melihatmu.
Menyapamu kini hanyalah bagian dari kebiasaan lama yang sudah lekat terekam dalam otakku.
Desember, janganlah kau bayangkan aku sebagai perempuan tak tahu malu yang terus menerus memikirkanmu dan menolak melupakanmu. 
Bukankah sudah kubilang, kini kau hanya bagian dari kebiasaan lama yang sulit kuhapus.
Pola berulang yang terus terjadi selama bertahun-tahun inilah yang patut disalahkan. Kebiasaan ini biar bagaimanapun harus dirubah. Aku pun menolak membiarkanmu mengakar lebih lama dari ini. 
Maka Desember, ini akan jadi salam penutup dariku.
Sampai bertemu tahun depan, The New December. Semoga kau kan kembali dengan atmosfer berbeda, arti yang lebih bermakna, harapan akan abadinya senyuman, dan bahagia yang tak kan pernah pudar..

Senja Membiru

Mambruk, Pantai Anyer

Kau.
Alasan dibalik hilangnya jingga senjaku.
Tenggelam dalam biru.
Beku karena rindu.

(Gha, April 2012)

Pesan Darinya, Entah Untuk Siapa

Loving you all as always
- Mario Teguh -

Engkau yang tetap mengharapkan cinta dalam penelantaran, 
sadarkanlah dirimu…
Engkau semakin menua,

dan dengan kesedihan itu engkau menjadi semakin kurang menarik bagi orang lain yang mungkin akan lebih memuliakanmu.
Mengapakah kau korbankan kebaikan hati dan dirimu untuk orang yang tidak merawat hatimu?
Apakah hatimu juga buta terhadap kesedihan orang tua dan mereka yang menyayangimu
– yang tak rela melihat penistaan atas dirimu?
Seberapa lumpuhkah pikiranmu dan seberapa mati rasa-kah hatimu, 

sehingga engkau merendahkan dirimu dalam pengemisan tak berjawab seperti itu?
Hormatilah dirimu, 

jika engkau ingin mendapatkan cinta yang menghormatimu..

(Ui, 1 Nov 2012)


== == ==


Entah untuk siapa postingan ini ditulisnya.
Tapi gak bisa dipungkiri, pesan yg coba disampaikan juga cukup menghantam kenangan.
Gw berkomentar disini karena gw merasa sebagai salah satu pembaca yg ikut tersindir, ikut termenung, dan ikut berfikir setelah baca posting tsb.
This quote could be an answer :

Hati itu dipilih, bukan memilih.
Karena hati tak perlu memilih, dia selalu tau kemana harus berlabuh.
Jatuh cintalah pelan-pelan. Jangan sekaligus. (Dee, Perahu Kertas)

And adding my own quote :

Pikiran dan akal sehat mungkin dapat mengkalkulasi dengan baik semua hal yang terjadi dalam hidup kita. Namun hati, kadang punya jalan pikirannya sendiri..

There should be nothing to worry about, this heart is big and mature enough to understand. Since the very beginning, we've been walking on our own way. So, you better worried for your own path. Even if I'm not okay, you shouldn't be bothered about mine. Just live happily.. Really, just promise me you'll live happily..

Let's Go to KBS (Kampung Budaya Sindangbarang)!!

Minggu, 11 November 2012, gw sama temen-temen les Korea ngajak Jang seonsaeng nim (Guru Jang -bhs Korea) bertandang ke KBS alias Kampung Budaya Sindangbarang, di Desa Pasir Eurih, Kec. Taman Sari, Kab. Bogor. 
 Perjalanan gak terlalu jauh sebenernya, cuman karena treknya yang berkelok-kelok mendaki gunung lewati lembah jadinya terasa jauh. Kita ngumpul di Terminal Laladon jam 7 pagi, dan baru sekitar jam 7:30 kita mulai melncur ke KBS. Jam 8:30 kita udah sampe di KBS tapi ternyata oh ternyata, disana masih sepiiii banget, pegawai sana aja belum datang semua. Akhirnya kita nunggu di Bale Talu sampe pengurusnya dateng. Setelah melewati proses administrasi dan bayar-membayar, barulah kita main-main keliling KBS dan mengikuti "kuliah" sejarah Sunda dari Abah (panggilan buat guide yang dampingin kita selama di KBS). 
Oiya, just info, kemarin itu kita datang sekitar 11 orang, kita ambil paket tur satu hari, setiap orang kena biaya Rp 75.000,- untuk tur sampai jam 14:00 siang, itu udah plus makan siang yg Sunda banget, nasi + ayam goreng + lauk asin + tempe goreng + lalapan + sambel goreng yg uenaknya gak karuan. :9
Yah, sebenernya gw gak berniat cerita banyak, cuma pengin share beberapa foto selama disana aja, foto-foto ini pun baru yg diambil pake hape gw. Sisanya, ada di digital camera.
So, yah here we go..
Rumah tradisional Sunda jaman baheula

Lapangan hijau di depan rumah-rumah tradisional Sunda

Bale Talu, tempat pertunjukkan seni musik tradisional Sunda

"Rumahnya mirip rumah tradisional di Toraja ya.." kata seonsaeng nim. Menurut kalian?

Mushola yg letaknya di bawah, dekat rumah-rumah untuk penginapan

Salah satu rumah yg digunakan buat penginapan tamu

Sawah yg dipake buat praktek tanam padi alias nandur

Tim kesenian Sunda KBS yg lagi latihan, suara sindennya merdu banget..












Secangkir Kopi

Secangkir kopi sebagai pembuka pagi, seutas kenangan yg kadang teringat kembali

"I don't think I still have a flutter heart for you. Those times has passed for sure. But I think I could never get rid of you completely either. Because now you're more like a scar on my heart surface. You're not that bothering me anymore but you'll always be there. Scar that can easily be seen and would still reminds me about the old times.. "
(Gha, November 2012)

A Little Tiny Pieces of Bidadari Island

So, tanggal 30 Oktober - 1 November kemaren gw ditugasin wakilin kantor buat ikutan training Acer BootCamp 2012 di Pulau Bidadari, Kep. Seribu, Jakarta. Nothing much, selama 3 hari 2 malem disana, acaranya padet sama agenda training. Baru pas hari ketiga aja dapet free time sambil nunggu check out dan balik ke Jakarta. As I said before, karena acaranya full training, kita gak ada acaranya main-main air apalagi ada acara naik banana boat. Sekalipun sampe ada acara main air, mungkin gw  juga gak bakal mau ikutan. Air lautnya kurang bersih, banyak sampah dan bau minyak. 

Sedikit mengomentari pelayanan resort nya, hmm.. untuk makanannya kurang oke, acara bakar-bakar ikan pun terlewat begitu saja tanpa kesan karena gw aja dapet ikan yg gak mateng padahal segitu teh orang resortnya yg masakin. =,= Beberapa fasilitas kamar juga kurang terawat, kayu-kayu yang keropos, kulkas yg gak fungsi, dan lampu-lampu jalan yg gak nyala kalo udah malem, kan horor. Ni pengalaman pribadi karena gw dapet kamar Camar 4 yg posisinya paling ujung. TAPI, kalo soal view, gak nyesel deh. Cantik! Terutama ketika ngeliat pulau-pulau tetangga yg lokasinya gak begitu jauh dari P. Bidadari. 

Di sela-sela jadwal training, gw sempet-sempetin ambil beberapa foto. Foto diambil pake digicam Canon PowerShot A800 resolusi 10megapixel. Some of them come out nice (menurut gw.. haha.. narsis), some of them udah gw edit pake PhotoScape, dan yg lain yah biasa saja. Bakal keren banget kalo pake DSLR sih, banyak objek yg cukup cantik buat difoto. Jadi pengen deh bisa jadi fotografer profesional. Hahaha.. *nabung dulu kali yah buat beli cameranya* :|

So here we go!

Boat yang nganter rombongan dari Ancol ke P. Bidadari, kurang lebih 30 menit kalo naik ini.

Sunrise in front of my room. Cantik! :)

Should I call this, a broken harbour to heaven?

Sunrise dilihat dari jembatan ke bungalow apung.

Kapal penumpang yg bisa bawa kita menggunjungi pulau-pulau tetangga.

Salah satu pulau tetangga.

Api unggun pas acara closing.

Just another boat.

Mau berjemur? Silahkan.. :)

Salah satu sisi P. Bidadari yg gw suka, pantai ini lumayan bersih soalnya.


salah satu bungalow high-class di resort ini.

Gemerlap utara Jakarta dilihat dari pantai P. Bidadari.

Bungalow tempat gw nginep, Camar 4.

Gazebo di pinggir pantai saat sunrise. Nyaman.

Salah satu pulau tetangga juga, P. Onrust.

The Martello Tower, peninggalan ratusan tahun lalu.

The V-pose me, di kolam ikan Koi di dalem restonya.

Bidadari Island Resort map.

Patung "Sang Tanduk Tujuh Belas" akan menyambut Anda ketika memasuki pintu depan resort.
Welcome to Bidadari Island everyone!!
 
What a small and lonely little island..


As for epilogue, gw yakin dengan manajemen dan perhatian yg baik, resort ini bisa jadi "The Little Bali near Jakarta" yg bisa diandalkan untuk dijadikan tujuan wisata yg potensial. Semoga.. :)
 
;