Koperasi dan Kelembagaan Agribisnis : Desa Ciampea Udik, Kabupaten Bogor.

Desa Ciampea Udik merupakan salah satu desa yang berada di kawasan lingkar kampus IPB dan merupakan desa tujuan kunjungan lapang. Desa Ciampea Udik merupakan desa yang terletak dekat dengan sungai Ciampea. Tanah di desa tersebut tergolong subur karena dapat ditumbuhi berbagai macam tanaman. Di halaman warga, terdapat beberapa jenis tanaman buah, seperti mangga, ceri, dan jambu. Selain itu ada juga tanaman hias seperti anggrek dan soka. Namun tanaman di pekarangan warga tidak ada yang dibudidayakan.

Jika dilihat dari keadaan tanaman-tanaman yang ada di desa, komoditas yang sangat berpotensi untuk dikembangkan adalah padi dan palawija. Alasan utama komoditi tersebut layak untuk dikembangakan karena tanah di daerah Ciampea Udik yang tergolong subur. Selain itu sampai saat ini hasil padi dari para petani yang ada di desa tersebut masih belum mencukupi kebutuhan seluruh masyarakat desa. Potensi komoditi ini akan berkembang jika dikembangkan dengan sistem gabungan kelompok tani (Gapoktan). Dengan sistem ini, kendala utama seperti fragmentasi lahan dapat teratasi. Lahan petani yang secara perorangan luasnya sempit dengan adanya poktan akan dapat dioptimalkan karena produksi dilakukan bersama-sama dengan petani dalam poktan lainnya sehinga biaya operasional dapat diminimumkan.
Di Desa Ciampea Udik, terdapat 2043 kepala keluarga. Penduduk desa ini memiliki mata pencaharian yang bervariatif, namun rata-rata bekerja sebagai petani. Sebanyak 700 orang di desa ini berstatus sebagai pemilik lahan besar. Lainnya hanya sebagai pemilik lahan kecil, penggarap, dan buruh tani. Ada juga yang bekerja sebagai pengolah pasca panen. Selain itu ada juga warga yang menjadi pegawai negeri dan wirausahawan.
Dalam Desa Ciampea Udik, pola kekerabatan untuk permasalahan sosial masih kuat. Masyarakat masih suka bergotong-royong untuk hal-hal yang bertajuk sosial. Namun untuk permasalahan yang berhubungan dengan ekonomi, masyarakat di desa ini termasuk individualis. Mereka mau bergotong-royong, namun tidak secara sukarela, melainkan harus ada insentif dari pihak yang membutuhkan bantuan.
Di desa tersebut terdapat beberapa jenis kelembagaan diantaranya yaitu kelembagaan ekonomi dan kelembagaan sosial-ekonomi. Berikut tabel lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Ciampea Udik.

Tabel 1. Lembaga-lembaga yang terdapat di Desa Ciampea Udik, Kabupaten Bogor.

No. Nama Lembaga Bentuk Lembaga
1 Koperasi Sosial ekonomi
2 Gapoktan Ekonomi
3 BMT Sampurna (SImpan Pinjam) Sosial Ekonomi
4 Koperasi Wanita Sosial Ekonomi

Jenis kelembagaan yang kami pilih yaitu kelembagaan ekonomi (Gapoktan, dengan nama Gapoktan Karya Mandiri). Gapoktan Karya mandiri berdiri sejak tanggal 11 November 2008. Gapoktan ini berada di Desa Ciampea Udik, Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Pada awalnya pendirian gapoktan ini merupakan anjuran dari pemerintah desa untuk mendirikan suatu gabungan kelompok tani yang ada, dengan dibantu oleh UPTD yang ada, kelompok tani di Desa Ciampea Udik didorong untuk mendirikan suatu gapoktan yang dinamakan Gapoktan Karya Mandiri.
Dalam Gapoktan Karya Mandiri terdapat 7 kelompok tani yang ikut bergabung di dalam gapoktan ini,yakni :
1. Kelompok tani jaya (25 orang )
2. Kelompok tani Mekar wangi (32 orang)
3. Kelompok tani harapan tani (21 orang)
4. Kelompok tani warga mukti (25 orang)
5. Kelompok tani karya tani (30 orang)
6. Kelompok tani mekar wangi II (30 orang)
7. Kelompok Wanita Tani Mawar (35 orang)

Adapun tujuan pembentukan dari Gapoktan Karya Mandiri, diantaranya :
1. Mengembangkan kegiatan usaha anggota pada khususnya dan kemajuan lingkungan pada umumnya.
2. Mengembangkan sikap wirausaha pada anggota.
3. Mendorong usaha produktif anggota untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan para petani anggota
4. Memperkuat ekonomi pedesaaan

Dalam pelaksanaanya Gapoktan Karya Mandiri memiliki beberapa kegiatan , yakni :
1. Pertemuan Rutin
Pertemuan rutin dilakukan 12 kali dalam setiap musim tanam, atau dilakukan 1 minggu sekali dalam 1 musim tanam. Bentuk kegiatanya berupa sharing masalah pertanian dan pemberian informasi kepada anggota jika ada bantuan berupa pupuk dan obat-obatan. Kegiatan ini dihadiri oleh para undangan, yakni anggota dari Gapoktan Karya Mandiri. Pada saat pertemuan rutin, materi yang disampaikan adalah tentang budidaya pada suatu masa tanam, disesuaikan dengan kalender usaha taninya, contoh minggu pertama pertemuan membahas tentang pengolahan tanah, minggu kedua membahas tentang penanaman, dan seterusnya.
2. Pembinaan dan Penyuluhan dari Penyuluh Pertanian
Pembinaan dan penyuluhan dilakukan setiap 2 minggu sekali oleh para penyuluh dari Dinas Pertanian. Bentuk kegiatanya berupa pendidikan dan pelatihan kepada para petani, selain itu mengenalkan varietas, atau cara penanggulangan hama yang tepat. Kegiatan ini dilakukan di kantor desa, dan sifatnya rutin. Kegiatan ini dihadiri oleh anggota dari Gapoktan Karya Mandiri.
3. Studi Banding Ke Gapoktan lain
Kegiatan ini dilakukan hanya ketika ada studi banding yang didanai oleh pemerintah. Namun dalam setiap tahun kepengurusan, kegiatan ini selalu diadakan minimal 1 kali. Kegiatannya berupa kunjungan ke gapoktan lain dalam 1 kabupaten. Studi banding dilakukan ke gapoktan yang mempunyai prestasi sehingga dapat berbagi kesuksesan dengan gapoktan lain. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa anggota gapoktan yang mau untuk hadir dalam studi banding ini. Selama didirikan hingga saat ini Gapoktan Karya Mandiri sudah melakukan studi banding di beberapa daerah diantaranya Desa Benteng, Darrul Fallah, Pangkuh, Cikerai, dan Ciampea.

Keanggotaan dari Gapoktan Karya Mandiri bersifat sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Semua petani baik petani penggarap, penyakap, pemilik lahan yang berada di Desa Ciampea Udik dapat menjadi anggota dari gapoktan karya mandiri. Anggota kelompok tani secara serta merta menjadi anggota gapoktan. Ada 7 kelompok tani yang bergabung dalam Gapoktan Karya Mandiri jumlah anggotanya sampai saat ini adalah 198 orang. Seperti jenis kelembagaan lain tidak semua anggota berpartisi aktif dalam setiap kegiatan dari gapoktan tersebut. Masih banyak anggota yang kurang menggunakan jasa dari Gapoktan Karya Mandiri. Untuk kegiatan yang berupa pertemuan rutin serta pembinaan dan penyuluhan banyak anggota yang menghadiri kegiatan tersebut, bahkan ketika ada bantuan dari pihak ketiga semua anggota berbondong-bondong mendatangi gapoktan. Namun mereka belum sepenuhnya menggunakan jasa gapoktan dalam kegiatan usahanya. Partisipasi anggota dalam setiap kegiatan sudah cukup baik namun sense of belonging anggota terhadap kelembagaan masih kurang, mereka hanya akan berpartisipasi jika kegiatan tersebut menguntungkan anggota.
Untuk mendorong kegiatan usaha anggota sesuai Berita Acara Gapoktan Karya Mandiri memiliki beberapa unit usaha, yakni pengadaan saprodi, alat pertanian, usaha pengolahan, simpan pinjam, dan pemasaran hasil. Namun dari unit usaha tersebut hanya beberapa saja yang berjalan, diantaranya pengadaan saprodi dan alat pertanian seperti pupuk dan sewa traktor, usaha pengolahan berupa penggilingan padi, dan simpan pinjam walaupun yang berjalan hanya kegiatan peminjaman modal, belum ada anggota yang menyimpan uangnya di gapoktan tersebut.

Permasalahan-permasalahan yang timbul dari Gapoktan Karya Mandiri, diantaranya :
1. Pendanaan
Masalah pendanaan sering kali muncul di kelembagaan di pedesaan begitu pula pada Gapoktan Karya Mandiri. Dana sering kali menjadi permasalahan utama yang menjadi penghambat majunya sebuah kelembagaan. Gapoktan Karya Mandiri pernah menerima bantuan untuk permodalan bantuan yang mereka terima berupa hibah bukan berupa kredit bergulir. Bantuan tersebut diantaranya bantuan sebesar Rp 26.600.000,00 dari SLPTT untuk bantuan bibit dan pupuk organic, dan sebesar Rp 50.000.000,00 untuk pembangunan saluran irigasi. Masalah yang sering muncul adalah kurangnya dana untuk operasional petani anggota, karena tidak adanya dana untuk mulai menanam, akibatnya jika tidak ada dana mereka tidak menanami lahannya. Solusi yang diberikan pengurus adalah memberikan pinjaman dana kepada para petani yang membutuhkan sumber dana dari para pengurus, dan metode pembayaranya dibayarkan setelah masa panen. Hal ini dilakukan agar petani tetap berproduksi sehingga mendorong pendapatan dari para petani anggota.
2. Perencanaan Kegiatan Rutin
Masalah yang muncul lainya adalah perencanaan kegiatan rutin. Permasalahan yang muncul seperti kegiatan gapoktan kurang terlihat, kegiatan yang diadakan kurang atau bahkan tidak menarik minat anggota untuk mengikutinya. Solusi dari pengurus adalah dengan membuat program kerja yang disusun oleh para pengurus dengan melihat kebutuhan dan minat dari para anggotanya.
3. Kendala Pemasaran
Masalah dalam pemasaran hasil juga menjadi kendala. Gapoktan dalam hal ini belum menyediakan saluran pemasaran hasil bagi para petani sehingga petani cenderung menjual hasilnya kepada tengkulak. Hal ini dikarenakan gapoktan belum mempunyai jalur pemasaran hasil. Solusi yang dilakukan pengurus adalah dengan mengumpulkan para petani anggota dan menetapkan harga yang sama untuk komoditi berasnya sesuai dengan kualitasnya, yang sesuai dengan harga pasaranya. Sehingga ketika harga serempak sama tengkulak tidak akan menawar terlalu rendah untuk setiap hasil yang dijual.
4. Sumber Daya Alam
Masalah sumber daya alam menjadi kendala dalam kelembagaan ini dan berdampak kepada produktivitas hasil dari petani anggota. Masalah yang dihadapi yaitu sebagian besar lahan di Desa Ciampea Udik adalah lahan kering, tidak ada irigasi, hal ini menyebabkan produktivitasnya tergantung dari musim tanamnya. Solusi yang ditawarkan pengurus adalah dengan menanam komoditas tertentu pada musim tertentu, menggunakan pola tanam khusus. Selain itu pengurus mencoba mencari dana untuk membuat saluran irigasi baru.
5. Sumber Daya Manusia
SDM menjadi masalah yang selalu saja dijumpai dalam setiap kelembagaan, baik dari pengurus maupun dari anggota. Permasalahan yang sering muncul adalah tingkat pendidikan, dan keahlian dari individu. Contoh dalam penggunaan teknologi baru, masih banyak petani yang enggan menggunakan teknologi baru karena tidak mengetahui cara dan takut jika produktivitasnya menurun ketika menggunakan teknologi baru. Solusi yang ditawarkan oleh pengurus adalah dengan mengembangakan pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan bagi petani. Selain itu ketika ada teknologi baru para pengurus menggunakan lebih dahulu dan menunjukan hasil serta perbandingan hasil kepada anggota gapoktan tersebut.
6. Koordinasi Dengan Anggota
Kelembagaan gapoktan sebagian mempunyai masalah organisasi terutama dalam koordinasi dengan anggotanya. Sehingga hal ini menyebabkan gapoktan masih belum memiliki nilai tawar dengan lembaga lain ditingkat desanya. Hal ini tercermin dalam alokasi pelaksanaan pembangunan didesa yang jarang memasukkan masalah pembangunan pertanian. Untuk permasalahan ini solusinya pembinaan dan pendampingan melalui kegiatan pemberdayaan Gapoktan terutama anggota Gapoktan. Pembinaan lebih lanjut dari instansi yang terkait akan menghasilkan petani yang handal dan mempunyai daya saing dan nilai tawar yang tinggi dengan kelompok masyarakat lainnya.

Menguatnya kelembagaan organisasi tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) merupakan langkah awal menuju kemandirian petani. Dengan adanya wadah bagi petani dan kelompok tani dalam Gapoktan, diharapkan menjadi media sharing antar petani dan kelompok tani untuk mengatasi berbagai masalah di lingkungan intern petani dan pertanian, mengembangkan potensi sumberdaya manusia dan alam, serta berbagai hal yang menyangkut kepentingan petani dan pertanian. Adapun peran Gapoktan Karya Mandiri diantaranya :
1. Mendorong kegiatan usaha para anggotanya
2. Memfasilitasi kegiatan usaha anggota
3. Membangun dan mengembangkan potensi usaha anggota dan masyarakat desa ciampea udik
4. Sebagai wadah kegiatan usaha anggota

written by : Suryani, M A, dkk. 2009.

0 comments:

Post a Comment

 
;