Dewasa secara Mental

Maturity.
Apa sih batasan dari kedewasaan seseorang?
Umur?
Pengalaman?
Posisi?
Jabatan?
Titel?

Saya sendiri tidak tahu pasti batas apa yang paling valid untuk menetapkan kedewasaan seseorang.

Tapi setidaknya secara umum, ada orang-orang yang (seharusnya) sudah bisa bersikap dewasa karena memang sudah seharusnya mereka bersikap demikian demi terjaganya 'kebaikan' di sekitarnya. Accidently found this when googling around :

"A mature person is one who is does not think only in absolutes, who is able to be objective even when deeply stirred emotionally, who has learned that there is both good and bad in all people and all things, and who walks humbly and deals charitably." (Eleanor Roosevelt)

Agak mengecewakan ketika seseorang yg seharusnya menjadi panutan justru menunjukkan dengan gamblang sisi ke-tidak-dewasaan-nya. 
Tidak terkecuali saya sendiri. Sometime, saya juga bersikap childish. Sangat tidak dewasa malah. Tapi setidaknya saya tahu tempat. Sekedar childish, cengeng, dan bersikap tidak dewasa yang hanya akan berdampak kepada diri saya sendiri setidaknya.

Mungkin inilah alasan Nabi Muhammad SAW menekankan kpd saya dan seluruh umat Muslim di dunia untuk jangan marah, ditekankan sampai diulang penkanannya 3 kali.
"Jangan marah. Jangan marah. Jangan marah."

Mungkin maksudnya agar kita jgn terlalu terbawa emosi kali yah.
Gak bisa dipungkiri saya masih harus sangat  banyak belajar. 
Dengan banyak mengamati, dengan banyak melihat, semoga saya selalu diingatkan bahwa saya juga masih jauh dari sempurna dan jangan sampai saya melukai orang lain lewat kata-kata saya. 
Apalagi di media social. :)

Buat saya yang penting ini :
Beware! Malaikat di kanan-kiri kita selalu mencatat dan Dia Yang Maha Segalanya selalu memperhatikan. 


(Gha, di tengah-tengah daydreaming istirahat kantor.)

0 comments:

Post a Comment

 
;